Pendahuluan
Surat yang menggunakan bahasa baku disebut merupakan salah satu bentuk penulisan resmi yang mengikuti aturan bahasa Indonesia yang baku. Surat ini biasanya digunakan dalam berbagai keperluan formal, seperti surat lamaran pekerjaan, surat resmi instansi pemerintah, surat perjanjian, dan sebagainya. Penggunaan bahasa baku pada surat ini bertujuan untuk memberikan kesan yang formal dan teratur, serta memudahkan penerima surat dalam memahami isi dan tujuan surat tersebut.
Pengertian Surat Bahasa Baku
Surat bahasa baku merupakan surat yang menggunakan bahasa Indonesia dengan aturan tata bahasa yang baku. Penggunaan bahasa baku pada surat ini meliputi pemilihan kata yang tepat, penggunaan ejaan yang sesuai dengan Kamus Besar Bahasa Indonesia, serta penyusunan kalimat yang jelas dan teratur. Tujuan dari penggunaan bahasa baku pada surat ini adalah untuk memperjelas komunikasi antara pengirim dan penerima surat, serta meningkatkan kesan profesionalitas dan keformalan dalam surat tersebut.
Penerapan bahasa baku pada surat ini sangat penting, terutama dalam lingkungan yang mengutamakan keformalan dan ketertiban, seperti instansi pemerintah, perusahaan, atau lembaga pendidikan. Surat bahasa baku sering kali menjadi tolak ukur dalam menilai tingkat keprofesionalan pengirim surat, sehingga penggunaan bahasa yang baik dan benar dalam surat ini menjadi sangat penting.
Tujuan Penggunaan Surat Bahasa Baku
Penggunaan surat bahasa baku memiliki beberapa tujuan utama, antara lain:
1. Memberikan kesan formal dan teratur: Penggunaan bahasa baku pada surat ini dapat memberikan kesan yang formal dan teratur. Hal ini penting dalam lingkungan keprofesionalan, di mana surat tersebut akan menjadi representasi diri pengirim, baik secara personal maupun perwakilan dari suatu instansi.
2. Memperjelas komunikasi: Dengan menggunakan bahasa baku, isi dan tujuan surat akan lebih mudah dipahami oleh penerima surat. Pemilihan kata yang tepat dan penyusunan kalimat yang teratur akan memudahkan penerima surat dalam menangkap informasi yang disampaikan.
3. Meningkatkan kesan profesionalitas: Surat bahasa baku sering kali menjadi tolak ukur dalam menilai tingkat profesionalitas seseorang atau suatu instansi. Penggunaan bahasa yang baik dan benar pada surat ini akan meningkatkan kesan profesionalitas pengirim surat, serta memberikan kepercayaan penerima surat terhadap isi dan tujuan surat tersebut.
4. Menjaga konsistensi dan standar: Penggunaan bahasa baku pada surat ini juga bertujuan untuk menjaga konsistensi dan standar dalam penulisan surat formal. Dengan adanya aturan yang jelas mengenai bahasa baku, maka surat-surat yang dibuat akan memiliki keseragaman dalam penggunaan bahasa, sehingga memudahkan pengelolaan, penyebaran, dan pemahaman isi surat tersebut.
Dengan tujuan-tujuan tersebut, penggunaan surat bahasa baku menjadi sangat penting dalam menjaga kualitas komunikasi tertulis, terutama dalam lingkungan formal dan profesional.
Contoh Penggunaan Surat Bahasa Baku
Contoh penggunaan surat bahasa baku dapat ditemukan dalam berbagai macam keperluan formal, di antaranya:
1. Surat Lamaran Kerja
Surat lamaran kerja merupakan salah satu bentuk surat bahasa baku yang umum digunakan. Surat ini berfungsi sebagai media penghubung antara pelamar kerja dengan perusahaan atau instansi yang sedang membuka lowongan pekerjaan. Penggunaan bahasa baku pada surat ini diperlukan untuk memberikan kesan profesional dan tertib, serta memudahkan pihak perusahaan dalam mengevaluasi pelamar kerja.
Surat lamaran kerja harus disusun dengan rapi dan jelas, mencakup informasi seperti pengenalan diri, pengalaman kerja, motivasi melamar pekerjaan, dan harapan yang dimiliki. Penggunaan bahasa yang baik dan benar, serta pengorganisasian isi surat yang teratur akan meningkatkan peluang pelamar untuk mendapatkan perhatian dari instansi yang dituju.
Sebagai contoh, berikut adalah contoh penggunaan bahasa baku pada surat lamaran kerja:
Kepada Yth.,
Bapak/Ibu Pimpinan Perusahaan ABCD
Jl. Contoh No. 123
Kota Surat, Nama Provinsi
Perihal: Lamaran Pekerjaan
Dengan hormat,
Saya yang bertanda tangan di bawah ini,
Nama: [Nama Anda]
Tempat, tanggal lahir: [Tempat, Tanggal Lahir]
Alamat: [Alamat lengkap]
No. Telepon: [Nomor telepon aktif]
Dengan ini mengajukan lamaran pekerjaan di Perusahaan ABCD yang sedang membuka lowongan untuk posisi [posisi yang diminati]. Saya tertarik untuk bergabung dengan perusahaan Bapak/Ibu Pimpinan karena [alasan mengapa Anda tertarik]. Melihat visi dan misi yang dimiliki oleh perusahaan, saya berharap menjadi bagian dari tim yang dapat berkontribusi dalam mencapai tujuan dan perkembangan perusahaan ke depan.
Sebagai informasi, saya telah memiliki pengalaman kerja selama [jumlah] tahun di bidang [bidang kerja]. Pengalaman kerja tersebut telah memperkaya pengetahuan dan keterampilan saya dalam [bidang kerja]. Saya juga memiliki pendidikan yang relevan dengan [posisi yang diminati].
Saya memiliki motivasi yang tinggi untuk mengembangkan karier saya di perusahaan Bapak/Ibu Pimpinan. Saya percaya, dengan kompetensi dan kemampuan yang saya miliki, saya dapat memberikan kontribusi yang signifikan bagi perusahaan. Dalam bekerja, saya memiliki etos kerja yang kuat, kemampuan dalam bekerja secara tim, serta kemampuan untuk mengatasi tantangan dengan cepat dan efektif.
Saya melampirkan surat ini beserta riwayat hidup, fotokopi ijazah terakhir dan sertifikat pendukung lainnya. Saya siap mengikuti seleksi berikutnya dan berharap dapat diberikan kesempatan untuk wawancara di waktu yang telah ditentukan.
Demikian surat lamaran kerja ini saya buat dengan sebenar-benarnya, atas perhatian dan kesempatan yang diberikan, saya ucapkan terima kasih.
Hormat saya,
[Nama Anda]
[Tanda tangan]
2. Surat Permohonan Izin
Surat permohonan izin merupakan surat yang digunakan untuk meminta izin atau persetujuan dari pihak yang berwenang. Surat ini biasanya digunakan dalam berbagai keperluan, seperti permohonan izin cuti, izin berkunjung ke instansi pemerintah, izin penelitian, dan sebagainya. Penggunaan bahasa baku pada surat ini penting untuk menunjukkan keseriusan dan keformalan permohonan izin tersebut.
Surat permohonan izin harus disusun dengan jelas dan lengkap, mencakup informasi seperti tujuan izin, lama izin, serta alasan dan justifikasi mengapa izin tersebut diperlukan. Dalam menyusun surat ini, penggunaan bahasa yang baik dan benar serta struktur surat yang teratur akan membantu pihak yang berwenang dalam mempertimbangkan dan memberikan keputusan terkait permohonan izin tersebut.
Berikut adalah contoh penggunaan bahasa baku pada surat permohonan izin:
Kepada Yth.,
Bapak/Ibu Pimpinan/Pejabat yang Berwenang
di Tempat
Perihal: Permohonan Izin
Dengan hormat,
Saya yang bertanda tangan di bawah ini,
Nama: [Nama Anda]
NIP/NIM/NIK: [Nomor NIP/NIM/NIK Anda]
Jabatan Instansi: [Jabatan Anda di Instansi Terkait]
Dengan ini mengajukan permohonan izin [jenis izin yang dimohonkan], dengan rincian sebagai berikut:
1. Tujuan izin:
[Deskripsi tujuan izin]
2. Lama izin:
[Tanggal mulai izin] – [Tanggal berakhir izin]
3. Alasan dan justifikasi izin:
[Alasan dan justifikasi izin secara rinci]
Demikian surat permohonan izin ini saya sampaikan. Atas perhatian dan kebijaksanaan Bapak/Ibu, saya ucapkan terima kasih.
Hormat saya,
[Nama Anda]
[Tanda tangan]
3. Surat Pernyataan
Surat pernyataan merupakan surat yang digunakan untuk menyatakan sikap atau pendapat secara tertulis. Surat ini sering digunakan dalam berbagai keperluan, seperti pernyataan tanggung jawab, pernyataan ketidakmampuan, pernyataan kesanggupan, dan sebagainya. Penggunaan bahasa baku pada surat pernyataan diperlukan agar isi dan maksud dari pernyataan tersebut dapat dipahami dengan jelas dan tidak menimbulkan tafsir yang berbeda.
Surat pernyataan harus disusun dengan jelas dan ringkas, mencakup informasi seperti pernyataan yang ingin disampaikan, latar belakang atau situasi terkait pernyataan, serta konsekuensi atau dampak yang mungkin terjadi akibat pernyataan tersebut. Penggunaan bahasa yang baik dan benar, serta penyusunan paragraf yang padat dan tidak bertele-tele, akan memudahkan pihak yang membaca surat pernyataan tersebut dalam memahami maksud dan tujuan dari pernyataan tersebut.
Berikut adalah contoh penggunaan bahasa baku pada surat pernyataan:
Kepada Yth.,
[Nama Pihak yang Menerima Pernyataan]
di Tempat
Perihal: Pernyataan
Dengan hormat,
Saya yang bertanda tangan di bawah ini,
Nama: [Nama Anda]
Alamat: [Alamat lengkap]
No. Telepon: [Nomor telepon aktif]
Dengan ini menyatakan bahwa saya, [Nama Anda], bertanggung jawab sepenuhnya atas [situasi atau kondisi terkait pernyataan]. Saya memahami dan menyadari konsekuensi dari pernyataan ini, serta siap menanggung segala dampak atau akibat dari pernyataan yang telah saya sampaikan. Pernyataan ini dibuat dengan kesadaran penuh tanpa ada paksaan dari pihak manapun.
Perlu diketahui bahwa pernyataan ini bersifat sah dan mengikat. Saya siap memberikan klarifikasi atau keterangan tambahan yang mungkin diperlukan terkait dengan pernyataan ini. Saya juga menyatakan bahwa seluruh informasi yang disampaikan dalam pernyataan ini adalah benar dan akurat, serta bersedia menanggung hukum yang berlaku jika terbukti sebaliknya.
Demikian pernyataan ini saya sampaikan dengan sepenuh hati dan kejujuran. Atas perhatian dan pengertiannya, saya ucapkan terima kasih.
Hormat saya,
[Nama Anda]
[Tanda tangan]
4. Surat Undangan
Surat undangan merupakan surat yang digunakan untuk mengundang seseorang atau sekelompok orang dalam suatu acara atau pertemuan. Surat ini dapat digunakan dalam berbagai macam keperluan, seperti undangan rapat, undangan pernikahan, undangan seminar, dan sebagainya. Penggunaan bahasa baku pada surat undangan diperlukan agar penyampaian informasi mengenai waktu, tempat, dan tujuan undangan dapat dipahami secara jelas oleh penerima undangan.
Surat undangan harus disusun dengan rapi dan ringkas, mencakup informasi seperti tanggal, waktu, tempat, serta agenda atau tujuan acara yang akan diadakan. Penggunaan bahasa yang baik dan benar, serta penyusunan paragraf dengan kalimat yang teratur dan mudah dipahami, akan membantu penerima undangan dalam menangkap informasi yang disampaikan dan meresponsnya dengan tepat.
Berikut adalah contoh penggunaan bahasa baku pada surat undangan:
Kepada Yth.,
[Nama Pihak yang diundang]
di Tempat
Perihal: Undangan
Dengan hormat,
Sehubungan dengan [acara atau pertemuan yang diadakan], kami bermaksud mengundang Bapak/Ibu/Saudara(i) untuk hadir dalam acara tersebut. Rincian undangan sebagai berikut:
1. Nama acara: [Nama acara/kegiatan]
2. Waktu:
Hari/Tanggal: [Hari/Tanggal acara]
Pukul: [Jam acara dimulai] – [Jam acara selesai]
3. Tempat:
[Nama tempat acara]
Alamat: [Alamat tempat acara]
4. Agenda/Tujuan:
[Deskripsi agenda acara atau tujuan undangan]
Kami mengharapkan kehadiran Bapak/Ibu/Saudara(i) dalam acara tersebut. Mohon untuk memberikan konfirmasi kehadiran sebelum [tanggal batas konfirmasi] melalui [kontak yang dapat dihubungi]. Jika terdapat pertanyaan lebih lanjut terkait acara ini, dapat menghubungi [kontak yang dapat dihubungi].
Demikian undangan ini kami sampaikan, atas perhatian dan kehadiran Bapak/Ibu/Saudara(i), kami ucapkan terima kasih.
Hormat kami,
[Nama dan jabatan Anda]
[Tanda tangan]
5. Surat Pemberitahuan
Surat pemberitahuan merupakan surat yang digunakan untuk memberikan informasi penting atau pemberitahuan resmi kepada pihak yang berkepentingan. Surat ini dapat digunakan dalam berbagai keperluan, seperti pemberitahuan perubahan jadwal, pemberitahuan penutupan sementara, pemberitahuan pembatalan, dan sebagainya. Penggunaan bahasa baku pada surat pemberitahuan diperlukan agar informasi yang disampaikan dapat dipahami dengan jelas dan tidak menimbulkan kebingungan.
Surat pemberitahuan harus disusun dengan jelas dan padat, menyampaikan informasi yang dibutuhkan secara singkat dan langsung. Penggunaan bahasa yang baik dan benar, serta penyusunan paragraf dengan struktur yang logis, akan memudahkan penerima surat dalam memahami informasi yang disampaikan dan mengambil tindakan yang tepat berdasarkan pemberitahuan tersebut.
Berikut adalah contoh penggunaan bahasa baku pada surat pemberitahuan:
Kepada Yth.,
[Nama Pihak yang Diberitahukan]
di Tempat
Perihal: Pemberitahuan
Dengan hormat,
Bersama surat ini, kami ingin memberitahukan hal sebagai berikut:
1. [Pemberitahuan pertama]
[Deskripsi pemberitahuan pertama]
2. [Pemberitahuan kedua]
[Deskripsi pemberitahuan kedua]
3. [Pemberitahuan ketiga]
[Deskripsi pemberitahuan ketiga]
Kami harap agar pihak terkait dapat memperhatikan pemberitahuan ini dan mengambil tindakan yang diperlukan. Jika terdapat pertanyaan atau klarifikasi terkait pemberitahuan ini, dapat menghubungi [kontak yang dapat dihubungi].
Demikian pemberitahuan ini kami sampaikan dengan harapan agar dapat diperhatikan dan menjadi acuan bagi pihak terkait. Terima kasih atas perhatian dan kerjasamanya.
Hormat kami,
[Nama dan jabatan Anda]
[Tanda tangan]
6. Surat Perjanjian
Surat perjanjian merupakan surat yang digunakan untuk membuat kontrak atau kesepakatan secara tertulis antara dua pihak atau lebih. Surat ini biasanya digunakan dalam berbagai keperluan, seperti perjanjian kerja, perjanjian jual-beli, perjanjian sewa menyewa, dan sebagainya. Penggunaan bahasa baku pada surat perjanjian diperlukan agar semua pihak yang terlibat dalam perjanjian dapat memahami dan menyetujui isi yang terkandung dalam surat tersebut.
Surat perjanjian harus disusun dengan jelas dan tegas, mencakup informasi seperti identitas pihak yang terlibat, tujuan perjanjian, hak dan kewajiban masing-masing pihak, serta konsekuensi atau sanksi yang mungkin diterapkan jika terjadi pelanggaran perjanjian. Penggunaan bahasa yang baik dan benar, serta pengorganisasian isi surat yang terstruktur dan sistematis, akan mempermudah semua pihak dalam memahami dan menjalankan perjanjian tersebut.
Berikut adalah contoh penggunaan bahasa baku pada surat perjanjian:
Kepada Yth.,
[Nama Pihak yang Terlibat Perjanjian]
di Tempat
Perihal: Surat Perjanjian
Dengan hormat,
Bersama surat ini, kami yang bertanda tangan di bawah ini sebagai pihak yang bertindak untuk dan atas nama:
1. [Nama Pihak Pertama]
Alamat: [Alamat pihak pertama]
2. [Nama Pihak Kedua]
Alamat: [Alamat pihak kedua]
bersama-sama disebut sebagai “Pihak-pihak” dalam surat perjanjian ini.
Dengan ini sepakat untuk membuat perjanjian dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Tujuan perjanjian:
[Deskripsi tujuan perjanjian yang akan dibuat]
2. Hak dan kewajiban:
[Deskripsi hak dan kewajiban masing-masing pihak]
3. Jangka waktu perjanjian:
[Tanggal mulai perjanjian] – [Tanggal berakhir perjanjian]
4. Pelaksanaan perjanjian:
[Deskripsi pelaksanaan perjanjian]
5. Ganti rugi atau sanksi:
[Ketentuan ganti rugi atau sanksi yang berlaku jika terjadi pelanggaran perjanjian]
Demikian perjanjian ini dibuat dengan kesepakatan bersama sebagai bentuk komitmen dari Pihak-pihak yang terlibat. Perjanjian ini berlaku sah dan mengikat setelah ditanda-tangani oleh semua pihak yang berkepentingan.
Hormat kami,
[Nama dan jabatan perwakilan Pihak Pertama]
[Tanda tangan Pihak Pertama]
[Nama dan jabatan perwakilan Pihak Kedua]
[Tanda tangan Pihak Kedua]
7. Surat Pengaduan
Surat pengaduan merupakan surat yang digunakan untuk menyampaikan keluhan atau masalah terhadap suatu peristiwa atau situasi yang dirasa tidak sesuai atau merugikan. Surat ini biasanya digunakan dalam berbagai keperluan, seperti pengaduan layanan, pengaduan produk, pengaduan lingkungan, dan sebagainya. Penggunaan bahasa baku pada surat pengaduan diperlukan agar keluhan atau masalah yang disampaikan dapat dipahami dengan jelas dan segera ditindaklanjuti oleh pihak yang berwenang.
Surat pengaduan harus disusun dengan jelas dan faktual, mencakup informasi seperti kejadian yang menjadi dasar pengaduan, bukti atau alasan yang mendukung pengaduan, serta harapan atau permintaan penyelesaian dari pihak yang mengadukan. Penggunaan bahasa yang baik dan benar, serta penyusunan paragraf yang singkat dan langsung pada intinya, akan membantu penerima surat dalam memahami esensi dari pengaduan tersebut dan menanggapinya dengan tindakan yang tepat.
Berikut adalah contoh penggunaan bahasa baku pada surat pengaduan:
Kepada Yth.,
[Nama Pihak yang Dituju]
Alamat: [Alamat pihak yang dituju]
Kota: [Nama Kota]
Perihal: Pengaduan
Dengan hormat,
Saya yang bertanda tangan di bawah ini,
Nama: [Nama Anda]
Alamat: [Alamat lengkap]
No. Telepon: [Nomor telepon aktif]
Dengan ini hendak menyampaikan pengaduan terkait [kejadian atau masalah yang menjadi dasar pengaduan]. Saya mengalami ketidaknyamanan atau kerugian sebagai akibat dari [kejadian atau masalah yang terjadi]. Berikut adalah rincian pengaduan yang saya sampaikan:
1. Waktu kejadian:
[Tanggal dan waktu kejadian]
2. Deskripsi kejadian:
[Cerita atau deskripsi kronologis kejadian]
3. Bukti atau alasan pengaduan:
[Bukti atau alasan yang mendukung pengaduan]
4. Harapan penyelesaian:
[Permintaan atau harapan penyelesaian yang diinginkan oleh pihak yang mengadukan]
Saya meminta agar pihak terkait dapat segera menindaklanjuti pengaduan ini dan memberikan penjelasan serta solusi yang memadai. Saya siap membantu dengan memberikan informasi atau bukti tambahan yang mungkin diperlukan terkait dengan pengaduan ini.
Atas perhatian dan tindakan yang diambil terkait dengan pengaduan ini, saya ucapkan terima kasih. Saya berharap masalah ini dapat segera diselesaikan dengan baik dan adil.
Hormat saya,
[Nama Anda]
[Tanda tangan]
8. Surat Pemutusan Hubungan Kerja
Surat pemutusan hubungan kerja merupakan surat yang digunakan untuk mengakhiri hubungan kerja antara karyawan dan perusahaan atau instansi tempat karyawan bekerja. Surat ini digunakan jika terdapat alasan-alasan yang sah dan sesuai dengan peraturan yang berlaku. Penggunaan bahasa baku pada surat pemutusan hubungan kerja diperlukan agar pemutusan hubungan kerja tersebut dapat dipahami dengan jelas dan sebagai dokumentasi yang sah.
Surat pemutusan hubungan kerja harus disusun dengan jelas dan obyektif, mencakup informasi seperti alasan pemutusan hubungan kerja, tanggal efektif pemutusan, serta hak dan kewajiban karyawan dan perusahaan terkait pemutusan tersebut. Penggunaan bahasa yang baik dan benar, serta penyusunan paragraf yang terstruktur dan sistematis, akan memudahkan karyawan dan perusahaan dalam menjalankan tindakan berikutnya setelah pemutusan hubungan kerja tersebut.
Berikut adalah contoh penggunaan bahasa baku pada surat pemutusan hubungan kerja:
Kepada Yth.,
[Nama Karyawan]
Alamat: [Alamat karyawan]
Kota: [Nama Kota]
Perihal: Pemutusan Hubungan Kerja
Dengan hormat,
Sesuai dengan keputusan manajemen, dengan surat ini kami ingin menyampaikan pemutusan hubungan kerja dengan Saudara sebagai karyawan di [nama perusahaan atau instansi]. Pemutusan ini dilakukan karena [alasan pemutusan hubungan kerja yang disebutkan secara jelas dan objektif].
Pemutusan hubungan kerja ini efektif pada tanggal [tanggal efektif pemutusan hubungan kerja]. Sehubungan dengan pemutusan hubungan kerja ini, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu:
1. Hak karyawan:
[Keterangan tentang hak karyawan yang perlu diberikan terkait pemutusan hubungan kerja]
2. Kewajiban karyawan:
[Keterangan tentang kewajiban karyawan terkait pemutusan hubungan kerja]
3. Penyelesaian administrasi:
[Keterangan tentang penyelesaian administrasi yang harus dilakukan oleh karyawan dan perusahaan setelah pemutusan hubungan kerja]
Kami menyarankan untuk segera memulai proses penyelesaian administrasi terkait dengan pemutusan hubungan kerja ini. Jika terdapat pertanyaan atau klarifikasi terkait pemutusan hubungan kerja ini, dapat menghubungi [kontak yang dapat dihubungi].
Demikian surat pemutusan hubungan kerja ini kami sampaikan. Kami mengucapkan terima kasih atas kerjasama dan kontribusi yang telah diberikan selama menjadi bagian dari perusahaan kami. Kami berharap semoga sukses dalam karier dan kehidupan pribadi yang akan datang.
Hormat kami,
[Manajemen Perusahaan atau Instansi]
[Tanda tangan]
9. Surat Kuasa
Surat kuasa merupakan surat yang digunakan untuk memberikan wewenang atau otoritas kepada pihak lain untuk melakukan suatu tindakan atas nama pemberi kuasa. Surat ini dapat digunakan dalam berbagai keperluan, seperti kuasa penjualan, kuasa pengambilan barang, kuasa hukum, dan sebagainya. Penggunaan bahasa baku pada surat kuasa diperlukan agar isi dan maksud dari kuasa yang diberikan dapat dipahami dengan jelas dan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Surat kuasa harus disusun dengan jelas dan rinci, mencakup informasi seperti identitas pihak yang diberi kuasa, identitas pihak yang menerima kuasa, serta keterangan mengenai batasan dan tujuan kuasa yang diberikan. Penggunaan bahasa yang baik dan benar, serta penyusunan paragraf dengan kalimat yang terstruktur dan bersifat mengikat, akan memudahkan pihak yang menerima kuasa dalam memahami dan menjalankan tindakan yang diberikan oleh pemberi kuasa.
Berikut adalah contoh penggunaan bahasa baku pada surat kuasa:
Kepada Yth.,
[Nama Pihak yang Diberi Kuasa]
Alamat: [Alamat pihak yang diberi kuasa]
Kota: [Nama Kota]
Perihal: Surat Kuasa
Dengan hormat,
Dengan surat ini, saya yang bertanda tangan di bawah ini,
Nama: [Nama Pemberi Kuasa]
No. KTP/Identitas: [Nomor KTP/Identitas Pemberi Kuasa]
Alamat: [Alamat lengkap]
No. Telepon: [Nomor telepon aktif]
Dalam hal ini memberikan kuasa penuh kepada:
Nama: [Nama Pihak yang Diberi Kuasa]
Identitas: [Identitas Pihak yang Diberi Kuasa]
Alamat: [Alamat Pihak yang Diberi Kuasa]
No. Telepon: [Nomor telepon aktif Pihak yang Diberi Kuasa]
Untuk melakukan tindakan sebagai berikut:
1. [Tindakan pertama yang diberi kuasa]
[Keterangan atau deskripsi tindakan pertama yang diberi kuasa]
2. [Tindakan kedua yang diberi kuasa]
[Keterangan atau deskripsi tindakan kedua yang diberi kuasa]
3. [Tindakan ketiga yang diberi kuasa]
[Keterangan atau deskripsi tindakan ketiga yang diberi kuasa]
Dengan diberikannya kuasa ini, pihak yang diberi kuasa memiliki otoritas dan wewenang penuh untuk melakukan tindakan tersebut di atas, termasuk namun tidak terbatas pada pengambilan keputusan, menandatangani dokumen, atau melakukan transaksi yang berkaitan dengan tindakan tersebut.
Kuasa ini berlaku mulai sejak tanggal diterbitkannya surat ini dan berlaku untuk jangka waktu [jangka waktu kuasa]. Kuasa ini juga dapat diperpanjang dengan persetujuan bersama antara pihak yang memberi kuasa dan pihak yang diberi kuasa.
Demikian surat kuasa ini saya buat dengan sebenar-benarnya. Saya bertanggung jawab sepenuhnya atas tindakan yang dilakukan oleh pihak yang diberi kuasa dalam batas dan tujuan yang telah ditetapkan.
Atas perhatian dan penerimaan kuasa ini, saya ucapkan terima kasih. Saya berharap kerjasama yang baik dan saling menguntungkan antara pihak yang memberi kuasa dan pihak yang diberi kuasa.
Hormat saya,
[Nama Pemberi Kuasa]
[Tanda tangan Pemberi Kuasa]
Demikianlah artikel jurnal mengenai surat yang menggunakan bahasa baku disebut. Penggunaan bahasa baku pada surat ini sangat penting untuk memberikan kesan formal, teratur, dan memudahkan penerima surat dalam memahami isi dan tujuan surat tersebut. Dalam berbagai keperluan formal, seperti surat lamaran kerja, surat perjanjian, surat undangan, dan sebagainya, penggunaan bahasa baku menjadi tolak ukur dalam menilai tingkat keprofesionalan dan keformalan pengirim surat. Oleh karena itu, penting untuk menguasai penggunaan bahasa baku dalam penulisan surat formal. Semoga artikel ini bermanfaat bagi pembaca dalam meningkatkan kemampuan menulis surat bahasa baku.